Filsafat Secara Etimologis "Cinta Kebijaksanaan" yang berasal dari bahasa Yunani yaitu phylo (Cinta, Teman) dan shopia (Kebijaksanaan).Cinta artinya Hasrat yang besar atau yang berkobar- kobar atau yang sungguh- sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Pengertian Oleh para filsuf atau pakar filsafat :
- Plato (427SM- 347SM) "Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli".
- Aristoteles (381SM-322SM) "Filsafat adalah Ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya. Metafisik, Logika, Etika, Politik dan Estetika".
- Al- Farabi (Wafat 950M) " Filsafat adalah Ilmu Pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakikat yang sebenarnya".
- Marcus Tullius Cicero (106SM-43SM) "Filasafat adalah sebagai pengetahuan tentang suatu yang maha agung dan usaha- usaha untuk mencapainya".
- Poejawijatma (1974:1) "Filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam- dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka".
- Hasbullah Bakry (1971: 1) "Filsafat adalah jenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam dan semesta.
- Pythagoras "Filsafat adalah "the love for wisdom". Wisdom artinya melakukan kegiatan perenungan tentang tuhan.
2. Logika
Kata Logika Berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu "Logos" yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika merupakan salah satu cabang Filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan "Logike episteme" (Latin : Logica scientia) atau ilmu pengetahuan yang mempelajari kecakapn berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Logika Sebagai Ilmu pengetahuan merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek materialnya adalah berpikir dan objek formalnya adalah berpikir yang ditinjau dari segi ketepatanya.
Logika adalah filsafat tentang pikiran atau cara berfikir benar dan salah, terbagi 2 :
- Logika Formal yang mempelajari azas-azas, hukum-hukum, norma- norma berfikir yang harus ditaati supaya kita dapat berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran.
- Logika Material yang mempelajari materi pengetahuan dan bagaimana menimba ilmu pengetahuan serta bagaimana materi, bagaimana pengetahuan itu dapat dipertanggung jawabkan.
- Sejarah Logika dan kegunaannya.
Masa Yunani Kuno
Logika
dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama
yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian
mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam
semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam
logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles
disimpulkan dari:
§ Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan
mati)
§ Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
§ Air jugalah uap
§ Air jugalah es
Jadi, air
adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam
semesta.
Sejak saat
Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan.
Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam
bidang ini.
Pada masa
Aristoteles logika masih disebut dengan analitica ,
yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang
berangkat dari proposisi yang benar,
dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi
yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari
logika Aristoteles adalah silogisme.
Buku
Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:
1.
Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2.
De
interpretatione tentang keputusan-keputusan
3.
Analytica
Posteriora tentang pembuktian.
5.
Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
6.
De
sohisticis elenchis tentang kesesatan dan
kekeliruan berpikir.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus,
murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan
pengembangn logika.
Istilah
logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa.
Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus
Empiricus 200 M, dua orang dokter
medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Porohyus (232 - 305) membuat suatu
pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku
Aristoteles.
Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius
ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
- Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad
9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh
Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
Lahirlah logika modern dengan
tokoh-tokoh seperti:
§ Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars
Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
Pengembangan
dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan
John Locke (1632-1704) dalam An
Essay Concerning Human Understanding
Francis
Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika
induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.
J.S. Mills
(1806 - 1873) melanjutkan logika
yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic
Lalu
logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
§ Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika
aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan
menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf
Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins
University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya.
Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika
selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)
Kegunaan Logika.
1.
Membantu setiap orang yang
mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,
tertib, metodis dan koheren.
2.
Meningkatkan kemampuan berpikir
secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.
Menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.
Memaksa dan mendorong orang untuk
berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5.
Meningkatkan cinta akan kebenaran
dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
6.
Mampu melakukan analisis terhadap
suatu kejadian.
7.
Terhindar dari klenik , gugon-tuhon
( bahasa Jawa ).
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis
,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan
meningkatkan citra diri seseorang.
"Prof. Thalib Thahir A Muin Membatasi dengan ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dala memperoleh suatu kebenaran".
3. Ilmu
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Logika adalah ilmu, dalam bahasa Indonesia Ilmu seimbang artinya dengan science. Hanya dibedakan pemakainnya dengan kata pengetahuan atau mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan (Knowledege) adalah hasil dari aktifitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan.
a. Pembagian ilmu era modern.
- Kelompok Aposteoriori adalah ilmu penegtahuan yang kita peroleh dari inderawi, contoh : Kimia, Biologi, Fisika dst.
- Kelompok Apriori adalah ilmu pengetahuan yang kita peroleh tidak dari pengalaman atau percobaan tetapi bersumber pada pemikiran itu sendiri.
a. Logika sebagai Pikiran
- Menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan kebebaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan.
- Dua objek penyelidikan logika, pertama : pemikiran sebagai objek, Kedua : hukum- hukum berpikir sebagai objek formalnya.
- Pikiran adalah perkataan dari perkataan adalah pikiran.
- Susunan kata yang memuat pemikiran disebut proposisi, Pengetahuan kita tidak lain adalah informasi proposisi- proposisi dalam aktifitas kita selalu membandingkan, menganalisis serta menghubungkan proposisi yang satu dengan yang lain.
b. Logika sebagai Kebenaran
- Hukum- hukum, azas- azas, patokan- patokan, logika membimbing akal menempuh jalan yang paling efisien untuk menjaga kemungkinan salah dalam berpikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar