- PENGERTIAN DAN PROSES FOTOGRAFI
asal kata Photography (Inggris), yaitu: Photos: Sinar Graphos: Mencatat/Melukis
- Jenis kamera foto
1. View finder
Jendela bidik dan lensa terpisah
Lensa kamera tidak bisa dilepas
Terjadi Paralax: Perbedaan apa yang dilihat oleh mata melalui jendela bidik dengan yang ditangkap oleh lensa.
2. Single Lens Reflex
Bisa menggunakan berbagai jenis lensa sama baiknya
Sangat baik untuk foto candid
Tidak terjadi paralax
Kompleks dalam penggunaannya
Menimbulkan bunyi “klik”
3. Twin Lens Reflex
Jendela bidik dan lensa terpisah
Letak lensa berada di bawah jendela bidik
Terjadi paralax
Mempunyai angle unik karena jendela
bidik terletak di atas
Gambar diterima terbalik di jendela bidik
Umumnya Lensa tidak bisa dilepas/diganti
4.View Camera
Bayangan pada jendela bidik merupakan proyeksi langsung
Jendela bidik besar sehuingga memudahkan untuk memfokuskan gambar
Film yang digunakan ukurannya lebih besar.
Diperlukan tripod untuk menyangganya
- LENSA
1. Fish - eye (lensa mata ikan)
Ukuran 6 mm, 8 mm,16 mm
Memiliki sudut pandang 180° atau lebih
Gambar yang dihasilkan berbentuk bulat
2. Wide angle (lensa sudut lebar)
Memiliki jarak fokus 28 mm,35 mm
Terjadi distorsi
Mempunyai DOF yang sangat luas
3. Normal
Ukuran 50 mm, 55 mm
Sesuai dengan pandangan mata
Bersudut pandang 45°
4. T e l e
Ukuran 85 mm, 105 mm, 135 mm, 180 mm, 200 mm, 300 mm, 400 mm, 600 mm, 1200 mm…
Mampu mendekatkan pandangan (memotret dari jarak jauh)
Menimbulkan distorsi prespektif
Mengurangi sudut pandang dan ruang tajam pendek
Beratnya lensa sehingga diperlukan penyangga
5. Zoom Lens atau Vario Lens
Ukuran 35 mm - 70 mm, 35 mm - 105 mm, 75 mm – 300 mm, 28 mm -135 mm, dst
mampu mencapai jarak focus yang berubah-ubah sehingga dijuluki variabel fokus atau disingkat lensa Vario.
Bisa untuk pemotreatan zoom-in atau zoom in.
6. Lensa Makro
Lensa ini diperlukan untuk pemotretan jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi prespektif.
- DIAFRAGMA
Suatu mekanisme dalam kamera (lensa yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera
- SHUTTER/ RANA
Tirai yang bergerak turun naik di dalam kamera dan berfungsi untuk mengatur berapa lama film hendak disinari.
Kecepatan rana diukur dengan Shutter Speed (skala kecepatan rana) berupa angka-angka pecahan per detik
Skala Kecepatan Rana terdiri dari : B,1,2,4,8,15,30,60,125,250,500,1000,2000.
- JENIS RANA
1. Focal Plane Shutter/Rana celah ada dua yaitu: rana celah vertical dan horizontal.
2.Compur/ Central shutter/ rana pusat adalah rana yang terletak pada lensa letaknya berdampingan dengan diafragma dan menutupnya dengan cara memusat.
- RANGE FINDER / PENEMU RANA
1. Splite Image ( Gambar Belah), Objek terlihat menyatu
2. Micro Prism (Prisma Mikro),Objek kelihatan jernih/bening
3. Ground Glass (Kaca Buram), Objek harus kelihatan bersih/jernih/bening
4. Kombinasi, Gabungan antara Split Image dan Micro Prism atau dengan Ground Glass
- LIGHTING
Proses eksposure : pencahayaan yang terjadi didalam kamera
Lighting : pencahayaan yang terjadi diluar kamera
Dalam fotografi dikenal dua macam pencahayaan, yaitu:
1. Natural Light ( pencahayaan alami), Cahaya yang berasal dari Matahari, cahaya bulan dan bintang.
Beberapa jenis cahaya yang dihasilkan oleh matahari :
- Direct Light
- Diffused Light
- Window Light
- Reflected Light
2. Artificial Light (pencahayaan buatan)
Semua cahaya yang berasal dari buatan manusia seperti cahaya lilin, api, lampu penerangandan sebagainya.
sumber cahaya : Lampu pijar yang menggunakan kawat logam Tungsten yang mendapat aliran listrik bertahanan tinggi, hingga menyala sebagai sumber cahaya. Lampu Halogen yang terdiri dari gas yang menyala karena diberi tegangan listrik, Jenis Lighting :
- Spot Light : mengumpulkan sinar
- Scope Light : menyebarkan sinar
- Skyfan : meratakan sinar
- Halogen : meratakan sinar
- Gun Light : untuk menciptakan efek khusus
Macam-macam Pencahayaan :
Mainlight
Merupakan sumber cahaya utama yang berfungsi membentuk struktur dan menegaskan karakteristik dari subjek. Biasanya diletakan sekitar 45º dari subjek. Kekuatan cahayanya digunakan sebagai ukuran bukaan diafragma pada kamera.
Fill in light
Disebut juga sebagai cahaya pengisi, yaitu cahaya yang berfungsi membantu mainlight mengurangi bayangan yang mengganggu atau mengisi daerah-daerah yang memiliki shadows (ambience light). Kekuatan fill in light ini dipasang 2 stop di bawah bukaan diafragma yang dipakai pada mainlight.
Backlight
Untuk mendapatkan back light, posisi sumber cahaya tepat 180º di belakang model. Kekuatan back light dapat dipasang sampai tiga atau empat stop dari bukaan diafragma tergantung pada efek yang diinginkan.
Background light
Untuk memberikan kesan bahwa subjek tidak melekat pada background. Intensitas cahayanya dapat diatur sesuai dengan keinginan apakah terang, gelap sama sekali, atau gradasi.
Hairlight
Selain untuk mempertegas dan memperindah bagian rambut dari model, hairlight juga digunakan untuk memisahkan model dari background sehingga dapat membentuk suatu dimensi dalam sebuah foto.
- JENIS FILM
Film Hitam Putih (BW)
Keunggulan penampilan pada film hitam putih adalah kemampuan untuk menonjolkan karakter serta keserasian atau kesatuan bentuk sehingga ekspresi dan skala (perbandinagn elemen dan pembagian ruang) harus diperhatikan dengan cermat di samping keseimbangan nada.
Film ini biasanya digunakan untuk keperluan jurnalistik, penerbitan, dekorasi atau seni (fine art).
Film Negatif Warna
Film ini diproses menggunakan C-41.
Film Transparansi (Slide Warna)
Film slide disebut juga film warna reversal atau positif atau transparansi warna. Film ini memberikan hasil reproduksi yang optimal dengan warna-warna cemerlang dan mempunyai keunggulan merekam gambar secara baik. Film ini diproses dengan E-6. Kelebihan dari film ini adalah kualitas gambar, tekstur dan warnanya sesuai dengan warna aslinya.
Film ini dapat dinikmati dengan cara melihatnya melalui kaca pembesar melalui light box, memproyeksikan gambar ke layar yang besar atau mencetaknya melalui proses slide-to-print yang indah.
- ISO / ASA
ISO : International Standard Organization
ASA : American Standard Association
Fungsi ISO pada kamera adalah sebagai standard yang digunakan untuk mengindikasikan besar kepekaan film terhadap cahaya. Semakin kecil angka ISO,semakin rendah kepekaannya terhadap cahaya.
- BAHASA GERAK
Blurring
kebalikan panning dimana objek yang ditampilkan diburamkan dengan latar belakang jelas. Kamera diam, ss rendah.
Multiple Exposure
memperlihatkan kontinuitas beberapa gerakan dari individu dengan memotret berulang-ulang gerakan tersebut pada satu periode yang sama, hasilnya ada bagian-bagian tertentu dari objek yang bergerak saling bertumpuk dan gerakan yang berbeda itu terlihat rapih.
Multiple Printing
prinsip geraknya sama denganmultiple exposure hanya tekniknya saja berbeda. Tekniknya beberapa negatif yang memperlihatkan gerakan dicetak bersama-sama dalam kertas yang sama untuk memperlihatkan kesa tuan gerak.
Exposure Time
objek tidak terlihat di gambar, yang terlihat hanya cahaya yang mewakili speed tinggi.
Panning
memperlihatkan suatu gerakan dari objek pada kesempatan tertentu dimana hasil fotonya mempunyai objek yang tegas dengan latar belakang yang buram. Tekniknya kamera bergerak mengikuti objek dengan menggunakan ss yang rendah.
Freezing
pemotretan dengan membekukan gambat objek yang sedang bergerak Tekniknya adalah menggunakan ss tinggi lebih tinggi dari kecepatan objek.
Zooming
memperlihatkan suatu gerakan dimana objek dan latar belakang dibuat buram seperti dipecah
- JENIS- JENIS FOTO
Night Photography (Foto Malam)
Kegiatan pemotretan yang dilakukan pada malam hari. Pemotretan ini memerlukan teknis dan peralatan yang khusus, antara lain : tripod (penyangga kamera berkaki tiga), cable release dsb.
Pemotretan ini umumnya menggunakan shutter speed B (bulb). Makin tinggi f/n nya maka semakin lama hitungan menit dalam membuka lubang cahanyanya.
Still life ( Pemotretan benda mati)
Pemotretan dimana yang menjadi objeknya adalah benda-benda mati yang diatur sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Yang paling utama dalam foto jenis ini adalah ide/gagasan sehingga diperlukan insting dengan bahasa non-visible.
Photo Landscape
Foto pemandangan atau alam dan lingkungan sekitar. Paling utama dalam pemotretan ini adalah faktor cuaca.
Children Photography
Pemotretan dengan objek anak-anak. Pemotretan ini memerlukan kesabaran dari seorang pemotret karena biasanya subjeknya kadang-kadang susah diatur. Paling mudah adalah dengan membiarkan anak mengekspresikan kebebasannya dengan sebebas-bebasnya, dan kita tidak usah mengatur gaya si anak.
Figure Photography
Menampilkan kekhasan manusia sebagai subjek yang berhubungan dengan pekerjaannya sehari-hari. Diperlukan kepekaan tinggi dalam memahami sebuah relaitas.
Makro Photography
Pemotretan yang dilakukan pada jarak yang sangat dekat. Diperlukan perealatan lensa khusus atau penggunaan filter close-up +3.
Architecture Photography
Foto yang menonjolkan bentuk-bentuk secara detil dari suatu bangunan. Seorang pemotret dituntut cermat dan jeli dalam mengambil sudut pengambilan gambarnya (angle)
Human Interest
Foto yang lebih menonjolkan unsure manusiawi dari kenyataan sehari-hari, seperti: pengemis, orang gila, pedagang kaki lima, dsb.
- HUMAN INTEREST
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemotretan human interest:
Faktor keberuntungan
Subjek yang kita jumpai adalah secara kebetulan atau tanpa sengaja.
Faktor teknik memotret
Dengan menguasai teknik fotografi yang baik, maka kita selalu siap apabila mendapatkan moment yang baik dan tidak terduga.
Faktor Lokasi
Lokasi yang baik dalam pemotretan ini adalah keramaian, seperti pasar.
Faktor Komunikasi
Tidak sedikit pemotret harus beradu mulut dengan seseorang yang menjadi subjek dalam pemotretan ini, karena subjek tidak terima dijadikan objek pemotretan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Faktor Waktu
Pemotretan ini tidak bisa dilakukan terburu-buru, karena diperlukan ketenangan, kesabaran dan ketepatan dalam memotret.
- SUDUT PANDANG
Birds Eye View (pandangan burung)
Memotret dari atas ke bawah atau tempat yang lebih tinggi dari tempat dimana objek berada baik posisi tegak lurus atau serong. Contoh: memotret anak yang sedang duduk dengan posisi pemotret berdiri.
Frog Eye View (pandangan katak)
Memotret dari dekat tanah atau posisi tiarap atau dari tempat rendah ke posisi yang lebih tinggi.
Eye Level Viewing (setinggi mata mendatar)
Kamera dibidik setinggi mata, sambil berdiri, hal yang paling lazim dilakukan.
Waist Level Viewing (setinggi pinggang)
Dilakukan pada pemotretan dengan kamera Twin Lens Reflex dengan bidikan dari atas.
High Handle Position (posisi tangan tinggi)
Kamera dipegang tinggi oleh tangan, tanpa dapat membidik dengan pasti supaya dapat melampaui barisan di depan pemotret.
- POSISI BADAN
Sikap berdiri
Untuk mencapai kestabilan dalam berdiri, maka satu kaki ditempatkan agak ke depan dan tubuh bagian atas menghadap ke arah objek. Semua otot-otot harus rileks.
Sikap jongkok
Dimana ketinggian setengah orang diperlukan, maka kita harus jongkok. Jika jongkok, maka siku kiri bersandar pada lutut, dan lutut kanan bersandar di atas tanah. Seluruh badan dalam posisi stabil dan semua otot rileks sehingga bidikan dapat dilakukan setenang mungkin tanpa menjadi kaku.
Sikap Tiarap
Sikap ini dilakukan sama seperti tiarap untuk menembak. Siku bersandar di atas tanah, agak maju agak ke kanan hingga kedua tangan dapat mencapai keseimbangan , Sikap ini juga membutuhkan kestabilan dan kerilekan.
Sikap Berbaring
Berbaring dengan muka menengadah ke langit adalah yang paling rileks, karena semua otot punggung bersandar di atas tanah. Kedua tangan sama seperti posisi berdiri, Bidikan bisa ke atas, miring ke kiri maupun ke kanan.
Sikap Bersandar
Untuk mencapai “slow shutter speed”, maka kita harus bersanndar, menyandarkan kamera di atas kursi, meja, bangku, atau menyandarkan badan di atas kursi, tembok dan sebagainya. Than napas, setelah tarik napas, tekan tombol pelepas pelan-pelan.
- LANGKAH- LANGKAH MEMOTRET
Hal-hal apa yang harus dilakukan? Setelah film dimasukkan dan diperiksa bahwa film benar-benar memutar, maka ASA diseuaikan dengan ASA film yang digunakan.
Langkah-langkah selanjutnya adalah:
Memilih Objek
Objek apakah yang akan kita pilih? Apakah orang (portrait), benda-benda mati (still life) atau pemandangan (landscape).
Komposisi
Dekati objek dan tempatkan objek tersebut dalam bidikan hingga tidak ada ruangan yang tersisa, yang tidak dipakai untuk membuat gambar.
Latar Belakang
Yang perlu dihindari ialah tembok putih yang silau, langit putih, dan sinar matahari yang keras yang menyorot langsung ke lensa. Semua hal-hal yang menyilaukan mata dapat menimbulkan cacad dan kabut pada gambar.
Focusing
Focusing dapat dilakukan dengan range finder, yaitu sistem untuk menemukan jarak antara lensa dengan film, sehingga gambar yang benar-benar tajam. Ini disebabkan oleh pembelokan sinar oleh lensa. Gambar hanya tajam, jika semua sinar dibelokkan ke suatu titik di atas film.
Menekan Tombol Pelepas
Setelah selesai dengan pengaturan jarak, maka tinggal menunggu saat yang paling penting untuk menjepret tombol pelepas.
- PROSES PENCUCIAN HITAM PUTIH
Peralatan:
1. Tangki Pengembang
2. Gunting
3. Penjepit
4. Gelas Ukur
5. Saringan
6. Termometer
7. Alat Pengering Film
8. Timer
9. Kamar Gelap
10. Changing Bag
11. Bak Plastik
Bahan kimia :
1. Developer (obat pengembang)
2. Stop Bath (larutan penghenti)
3. Fixer (larutan penetap)
4. Wetting Agent untuk melarutkan tetes air yang menempel pada film.
Langkah-langkah pencucian:
1. Developing ---> 10 menit.
2. Stop Bath/air ---> 2 menit.
3. Fixing ---> 5 menit.
5. Washing ---> 15 menit.
6. Drying.
7. Filming.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses cuci film:
1. Emulsi, filmnya kadaluarsa
2. Exposing
3. Waktu pengembangan
4. Temperatur
5. Agitasi, jangan terlalu lama atau sebentar
6. Aktivitas developer, baru atau terlalu sering dipakai
- PROSES CETAK FOTO HITAM PUTIH
Peralatan:
1. Enlarger
2. Bak Pengembang
3. Gelas Ukur
4. Termometer
5. Safe Light
6. Timer
7. Penjepit
Bahan kimia yang dibutuhkan:
1. Developer (obat pengembang)
2. Stop Bath (larutan penghenti)
3. Fixer (larutan penetap)
Langkah-langkah pencetakan:
1. Menyiapkan kamar gelap, peralatan cetak dan bahan kimia, dan menyalakan safe light.
2. Matikan lampu kamar gelap.
3. Memasang film.
4. Memasang filter.
5. Meletakkan kertas foto, bagian yang mengkilat posisinya di atas.
6. Mengatur focusing
7. Melepas filter pada enlarger.
8. Proses pencahayaan (lamanya tergantung pada film dan bukaan diafragma lensa pada enlarger).
9. Kertas yang telah disinari dimasukkan pada cairan developer sampai timbul gambar + 30 sampai 60 detik.
10. Kertas foto masukkan pada stop bath (air) + 30 detik.
11. Kertas foto pindahkan ke dalam larutan fixer + 5 menit.
12. Menyalakan lampu kamar gelap.
13. Memindahkan kertas foto ke bak air mengalir + 10 menit.
14. Mengeringkan kertas foto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar